Tulisan Bebas 1 - Cerpen "Secercah Harapan".
Assalamu’alaikum wr, wb.
Assalamu’alaikum wr, wb.
Apa kabar semua? Semoga baik-baik aja ya;)
Selamat datang kembali di blog saya, Anggita.^^
Terima kasih untuk kalian yang udah mau mampir lagi kesini;) dan untuk kali ini, saya akan meng-post sebuah karya tulisan yaitu cerita pendek atau cerpen yang berkaitan dengan tugas softskill salah satu matkul di kampus tersayang, Universitas Gunadarma.
Pembahasan cerpen yang saya buat sendiri ini yaitu mengenai arti sebuah pertemanan dan perjuangan.
I hope you like it^^
Secercah Harapan
By Anggita Azizah Amalia
Digerbang sekolah sore itu tampak masih
sepi. Bagi yang sedang beruntung membawa jas hujan dari rumah, maka bisa langsung
melanjutkan aktivitasnya. Namun mungkin keberuntungan belum didapatkan bagi
seorang gadis bernama Dela untuk kali ini. Baru saja ingin pergi meninggalkan
sekolah dengan sepedanya, namun ia merasakan tetes demi tetes air hujan yang
jatuh mengenai rambutnya.
Sambil turun
dari sepedanya untuk berteduh di halte dekat sekolah, dengan lesu Dela meratapi
orang yang terus berlalu-lalang melewatinya. Iri rasanya dengan mereka yang bisa
nyaman dijemput dengan mobil sehingga tidak kehujanan. Kalau tahu begini, lebih
baik ia bersiap-siap membawa jas hujan dari rumah. Dela bersandar pelan di
halte tersebut. Seraya mengatur irama napasnya yang tadi sempat memburu, ia
menutup matanya perlahan. Menghirup udara khas aroma hujan seperti ini memang
ia sukai. Lembab namun menyejukkan. Seolah-olah membuat hatinya damai sedetik
lupakan realita kehidupan.
Salah satu kafe
tak jauh di seberang jalan menarik perhatian Dela sejak tadi. Ya, Dela memang
bekerja di kafe tersebut sehabis pulang sekolah seperti sekarang ini. Kalau
bukan karena kondisi ekonomi keluarganya yang memprihatinkan, ia tak akan nekat
bekerja. Dengan modal apa adanya -tak peduli akan kebasahan atau tidak- Dela
nekat untuk mendatangi kafe tersebut. Bekerja ditempat ini tidak terlalu sulit.
Baginya, tantangan yang ia miliki tak lain adalah waktu. Membagi waktu antara
bekerja dan sekolah memang membuatnya terus berpikir ulang untuk membuat
keputusan yang tepat.
Kenyataan bahwa
ia bekerja di tempat ini sangat ia rahasiakan. Bahkan, orang tua Dela sendiri
tidak mengetahuinya karena ia tahu orang tuanya akan sangat marah. Ia selalu teringat akan pesan ayahnya dulu,
“Kalau dalam kondisi apapun, raih cita-citamu setinggi langit. Kalau bisa untuk
tetap fokus belajar, kenapa harus diiringi dengan bekerja? Urusan uang, biar
ayah yang tanggung.”
Teng!
Pintu kafe
tersebut terbuka sehingga membuat Dela kembali sadar dari lamunannya. Tampaknya
pelanggan sore ini banyak yang datang. Wajar saja karena di dukung dengan
suasana dingin diluar.
“Dela?”
Yang merasa
terpanggil langsung menoleh ke sumber suara. Dela terkejut setelah mendapati
seorang teman sekelasnya sewaktu SMP dulu, kini tengah berdiri dihadapannya.
Namanya Viola. Gadis itupun terkejut tak percaya setelah melihat Dela yang
bekerja di kafe ini.
Sejak hari itu,
Viola sesering mungkin menyempatkan diri mengunjungi Dela di kafe tersebut.
Bukan hanya sekedar ingin menikmati coffee,
Viola juga sering meminta tolong agar Dela mengajarinya akan materi pelajaran
yang tak ia pahami. Padahal dulu, mereka berdua bisa dikatakan jarang berbicara
satu sama lain. Dela yang tampak pendiam sedangkan Viola yang terkenal dengan
sikap juteknya. Namun kini, takdir seakan merubah jalan cerita itu.
Disisi lain, seketika
muncul rasa bersalah di hati Dela. Mungkin bagi murid berprestasi, mendapat nilai 50
sudah bagai kiamat kecil. Namun bagi Dela hal itu seperti hal biasa yang akan
ia terima di tiap ulangan akhir-akhir ini yang entah kenapa nilainya memang
menurun. Masalah lain yang terus mengusik pikiran Dela ialah masalah biaya
sekolah. Yeah, meski Dela bersekolah yang terbilang bagus, namun biaya SPP juga
harus terus ia penuhi. Mau tak mau, ia harus terus rajin bekerja untuk mengejar
bayaran dua bulan lalu yang terus ia tunda.
Dela mengambil
kertas fisikanya dari tangan Viola pada suatu hari itu. "Nggak perlu
dilihat. Aku tahu punyamu mungkin jauh lebih baik."
"Yang benar
saja. Kalau nilaimu segini, apalagi aku, Del?” balas Viola dengan raut wajah cemberut.
“Aku merasa kalau aku ini payah, Del. Dan aku begitu takut. Kalau di ujian
nanti—“
"Hei, kamu
nggak boleh berkata seperti itu, Vi.” Sela Dela memotong pembicaraan. “Kamu kan
orang serba punya, harusnya kamu bersyukur bisa sekolah dengan tenang. Kamu
juga bisa dengan mudah membeli buku apapun yang kamu butuhkan.”
Viola menggeleng
pelan. “Kita berbeda, Del. Meski demikian seperti yang kamu katakan, tapi aku
tetap merasa hampa. Tujuanku nggak terarah. Bahkan nilai-nilaiku banyak dibawah
rata-rata. Jujur saja, aku iri denganmu sejak dulu.”
Dela mengelus
pundak tangan Viola pelan sambil menenangkan. Yeah, mereka sama-sama berada
diposisi yang tak mereka pahami.
Sepulang sekolah
esok harinya, Viola membawa Dela ke sebuah toko buku langganannya. Sudah lama rasanya
Dela tidak sempat berkunjung ke tempat seperti ini.
“Lebih baik kita
pulang saja, Vi.” Kata Dela.
"Oh, ayolah! Kamu nggak akan menyia-nyiakan
kesempatan ini kan? Kamu bisa beli buku yang kamu mau. Kamu bisa belajar dengan
baik lagi. Bahkan, kamu bisa jadi Dela yang--"
"Dalam
kondisi seperti sekarang, apa aku bisa, Vi?"
"Apa
maksudmu?"
"Ya, aku
bisa aja membeli semua buku yang aku butuhkan dengan uang, Vi. Tapi itu yang
aku nggak miliki sekarang. Apa aku masih bisa?" lirihnya.
Deg.
'Itu permasalahannya.' Batin Viola menyesal karena baru menyadarinya.
Dela menatap
frustasi buku-buku dihadapannya itu. Sudah berkali-kali ia mencoba kerjakan
soal latihan yang ditanyakan oleh Viola, namun berkali-kali juga selalu salah menjawab.
Sebenarnya, apa yang salah dengan dirinya?
“Del, kamu
keliatan lelah.” Tegur Viola prihatin melihatnya.
“Vi,” sahut Dela
menatapnya serius. “Apa yang salah denganku ya? Aku hanya merasa—sekarang aku
malah terlihat begitu bodoh.”
Viola mengelus
bahu Dela pelan, “Nggak ada manusia yang bodoh, Del. Yang kutahu hanya mereka
yang bermalas-malasan tanpa berusaha. Mungkin seperti aku ini. Dan kulihat kamu
terlalu giat bekerja, karena hal itu mungkin tingkat belajarmu kurang maksimal.”
Jauh
didalam benak hatinya, kadang Dela terus bertanya-tanya. Kemana tujuannya
selama ini. Ia ingat dulu sejak kecil, lingkungan tempat tinggalnya membuat ia
merasa kesepian. Teman bermainnya jarang ada yang sepantaran dengannya. Oleh
karena itu, dulu Dela yang lebih berinisiatif untuk mengajak teman-teman yang
jauh lebih muda darinya itu untuk bermain. Bukan, lebih tepatnya bermain sambil
belajar. Ya, entah niat darimana, hanya saja Dela suka mengajari mereka belajar
dari hal yang mudah dipahami sampai yang sulit. Bahkan, dari peralatan alat tulis
yang dibutuhkan pun dirinya yang menyiapkannya sendiri. Sampai diusianya beranjak
duduk dibangku SMP, Dela terkenal dengan anak berprestasi. Tak jarang pula banyak
teman yang memujinya.
Namun kini Dela merasa ada yang berbeda
dan salah dengan dirinya. Sungguh, Dela ingin membuat orang tuanya bangga
padanya.
“Sepertinya kamu sering kesini ya, Vi?”
tanya Dela sambil memperhatikan seisi ruangan toko buku ini.
Viola tersenyum menyeringai. “Toko buku
ini milik tanteku. Tapi serius, mungkin ini baru kedua kalinya aku kesini.
Itupun karenamu, Del. Ah iya, masih ada yang perlu kamu butuhkan?”
“Eh, nggak.”
“Please deh, jangan sungkan-sungkan
meminta bantuanku,” ucap Viola ramah. Dela menangkap rasa ketulusan gadis itu
dari siratan matanya. “Anggap aja toko buku ini tempat bersandarmu dikala kamu
kesulitan mencari sumber materi, Del. Lagipula kamu sering aku repotkan. Kamu
udah banyak membantu dengan mengajariku, Del.”
“Makasih, Vi atas bantuanmu,” balas
Dela tersenyum. “Ah iya, dan makasih udah mau berteman denganku. Jadi, udah siap
untuk raih masa depan kita bersama?”
“Siap!” seru Viola dengan tegas. Lalu
ia tersenyum penuh misteri. “Tapi.. kamu juga harus bersiap-siap, Del. Siapa
tahu suatu saat nanti, aku yang jadi rivalmu.”
“Haha. Tentu saja, Viola.”
END.
Sekian, terima kasih atas kunjungannya,
Kritik dan saran teman-teman sekalian sangat membantu^^
Wa’alaikumsalam, wr,wb.
`
BalasHapusHalo Para Players
Kami dari Agent judi Online Terpercaya Funbet99.com
Funbet99.com menyediakan 4 jenis permainan
Berikut permainannya :
* SLOT GAME
* TEMBAK IKAN
* LIVE CASINO
* TARUHAN BOLA
HUBUNGI KONTAK KAMI :
BBM : funbet99
Whatsapp : +60 17-602 8359
LINE : funbet99
WECHAT : fbet99
LIVECHAT 24 JAM : https://funbet99.com/wfun99/index.php?id=
link alternatif kami :
* https://superstar99.com/wfun99/index.php?id=
* https://99bos.com/w10bos/index.php?id=
kunjungi link hiburan kami bos ku :*
https://mycutegirlfriend.com
https://asian17.com
Nyari Bokep Skandal Vannesha Angel Yang versi Panjang?
BalasHapusNih link nya!!
indoseks.co
Minimal deposit 50rb
BalasHapusBonus member baru 30%
Bonus harian 5%
Aman & Terpercaya
hanya di bit.do/bolay0
Whatsapp kami
bit.do/WA_BOLAYO
+6282321807397
Yuk Gabung di Mgmbet77.com
BalasHapusMin.depo Rp.100.000
Bonus Member baru 20%
Bonu Harian 10%
Aman & Terpercaya hanya di
Mgmbet77.com