Sabtu, 07 Oktober 2017

Secercah Harapan

Tulisan Bebas 1 - Cerpen "Secercah Harapan".

Assalamu’alaikum wr, wb.
Apa kabar semua? Semoga baik-baik aja ya;)
Selamat datang kembali di blog saya, Anggita.^^
Terima kasih untuk kalian yang udah mau mampir lagi kesini;) dan untuk kali ini, saya akan meng-post sebuah karya tulisan yaitu cerita pendek atau cerpen yang berkaitan dengan tugas softskill salah satu matkul di kampus tersayang, Universitas Gunadarma.
Pembahasan cerpen yang saya buat sendiri ini yaitu mengenai arti sebuah pertemanan dan perjuangan.
I hope you like it^^





Secercah Harapan
By Anggita Azizah Amalia




Digerbang sekolah sore itu tampak masih sepi. Bagi yang sedang beruntung membawa jas hujan dari rumah, maka bisa langsung melanjutkan aktivitasnya. Namun mungkin keberuntungan belum didapatkan bagi seorang gadis bernama Dela untuk kali ini. Baru saja ingin pergi meninggalkan sekolah dengan sepedanya, namun ia merasakan tetes demi tetes air hujan yang jatuh mengenai rambutnya.
Sambil turun dari sepedanya untuk berteduh di halte dekat sekolah, dengan lesu Dela meratapi orang yang terus berlalu-lalang melewatinya. Iri rasanya dengan mereka yang bisa nyaman dijemput dengan mobil sehingga tidak kehujanan. Kalau tahu begini, lebih baik ia bersiap-siap membawa jas hujan dari rumah. Dela bersandar pelan di halte tersebut. Seraya mengatur irama napasnya yang tadi sempat memburu, ia menutup matanya perlahan. Menghirup udara khas aroma hujan seperti ini memang ia sukai. Lembab namun menyejukkan. Seolah-olah membuat hatinya damai sedetik lupakan realita kehidupan.
Salah satu kafe tak jauh di seberang jalan menarik perhatian Dela sejak tadi. Ya, Dela memang bekerja di kafe tersebut sehabis pulang sekolah seperti sekarang ini. Kalau bukan karena kondisi ekonomi keluarganya yang memprihatinkan, ia tak akan nekat bekerja. Dengan modal apa adanya -tak peduli akan kebasahan atau tidak- Dela nekat untuk mendatangi kafe tersebut. Bekerja ditempat ini tidak terlalu sulit. Baginya, tantangan yang ia miliki tak lain adalah waktu. Membagi waktu antara bekerja dan sekolah memang membuatnya terus berpikir ulang untuk membuat keputusan yang tepat.
Kenyataan bahwa ia bekerja di tempat ini sangat ia rahasiakan. Bahkan, orang tua Dela sendiri tidak mengetahuinya karena ia tahu orang tuanya akan sangat marah.  Ia selalu teringat akan pesan ayahnya dulu, “Kalau dalam kondisi apapun, raih cita-citamu setinggi langit. Kalau bisa untuk tetap fokus belajar, kenapa harus diiringi dengan bekerja? Urusan uang, biar ayah yang tanggung.”
Teng!
Pintu kafe tersebut terbuka sehingga membuat Dela kembali sadar dari lamunannya. Tampaknya pelanggan sore ini banyak yang datang. Wajar saja karena di dukung dengan suasana dingin diluar.
“Dela?”
Yang merasa terpanggil langsung menoleh ke sumber suara. Dela terkejut setelah mendapati seorang teman sekelasnya sewaktu SMP dulu, kini tengah berdiri dihadapannya. Namanya Viola. Gadis itupun terkejut tak percaya setelah melihat Dela yang bekerja di kafe ini.
Sejak hari itu, Viola sesering mungkin menyempatkan diri mengunjungi Dela di kafe tersebut. Bukan hanya sekedar ingin menikmati coffee, Viola juga sering meminta tolong agar Dela mengajarinya akan materi pelajaran yang tak ia pahami. Padahal dulu, mereka berdua bisa dikatakan jarang berbicara satu sama lain. Dela yang tampak pendiam sedangkan Viola yang terkenal dengan sikap juteknya. Namun kini, takdir seakan merubah jalan cerita itu.
Disisi lain, seketika muncul rasa bersalah di hati Dela. Mungkin bagi murid berprestasi, mendapat nilai 50 sudah bagai kiamat kecil. Namun bagi Dela hal itu seperti hal biasa yang akan ia terima di tiap ulangan akhir-akhir ini yang entah kenapa nilainya memang menurun. Masalah lain yang terus mengusik pikiran Dela ialah masalah biaya sekolah. Yeah, meski Dela bersekolah yang terbilang bagus, namun biaya SPP juga harus terus ia penuhi. Mau tak mau, ia harus terus rajin bekerja untuk mengejar bayaran dua bulan lalu yang terus ia tunda.
Dela mengambil kertas fisikanya dari tangan Viola pada suatu hari itu. "Nggak perlu dilihat. Aku tahu punyamu mungkin jauh lebih baik."
"Yang benar saja. Kalau nilaimu segini, apalagi aku, Del?” balas Viola dengan raut wajah cemberut. “Aku merasa kalau aku ini payah, Del. Dan aku begitu takut. Kalau di ujian nanti—“
"Hei, kamu nggak boleh berkata seperti itu, Vi.” Sela Dela memotong pembicaraan. “Kamu kan orang serba punya, harusnya kamu bersyukur bisa sekolah dengan tenang. Kamu juga bisa dengan mudah membeli buku apapun yang kamu butuhkan.”
Viola menggeleng pelan. “Kita berbeda, Del. Meski demikian seperti yang kamu katakan, tapi aku tetap merasa hampa. Tujuanku nggak terarah. Bahkan nilai-nilaiku banyak dibawah rata-rata. Jujur saja, aku iri denganmu sejak dulu.”
Dela mengelus pundak tangan Viola pelan sambil menenangkan. Yeah, mereka sama-sama berada diposisi yang tak mereka pahami.       
Sepulang sekolah esok harinya, Viola membawa Dela ke sebuah toko buku langganannya. Sudah lama rasanya Dela tidak sempat berkunjung ke tempat seperti ini.
“Lebih baik kita pulang saja, Vi.” Kata Dela.
"Oh, ayolah! Kamu nggak akan menyia-nyiakan kesempatan ini kan? Kamu bisa beli buku yang kamu mau. Kamu bisa belajar dengan baik lagi. Bahkan, kamu bisa jadi Dela yang--"
"Dalam kondisi seperti sekarang, apa aku bisa, Vi?"
"Apa maksudmu?"
"Ya, aku bisa aja membeli semua buku yang aku butuhkan dengan uang, Vi. Tapi itu yang aku nggak miliki sekarang. Apa aku masih bisa?" lirihnya.
Deg.
'Itu permasalahannya.' Batin Viola menyesal karena baru menyadarinya.
Dela menatap frustasi buku-buku dihadapannya itu. Sudah berkali-kali ia mencoba kerjakan soal latihan yang ditanyakan oleh Viola, namun berkali-kali juga selalu salah menjawab. Sebenarnya, apa yang salah dengan dirinya?
“Del, kamu keliatan lelah.” Tegur Viola prihatin melihatnya.
“Vi,” sahut Dela menatapnya serius. “Apa yang salah denganku ya? Aku hanya merasa—sekarang aku malah terlihat begitu bodoh.”
Viola mengelus bahu Dela pelan, “Nggak ada manusia yang bodoh, Del. Yang kutahu hanya mereka yang bermalas-malasan tanpa berusaha. Mungkin seperti aku ini. Dan kulihat kamu terlalu giat bekerja, karena hal itu mungkin tingkat belajarmu kurang maksimal.”
            Jauh didalam benak hatinya, kadang Dela terus bertanya-tanya. Kemana tujuannya selama ini. Ia ingat dulu sejak kecil, lingkungan tempat tinggalnya membuat ia merasa kesepian. Teman bermainnya jarang ada yang sepantaran dengannya. Oleh karena itu, dulu Dela yang lebih berinisiatif untuk mengajak teman-teman yang jauh lebih muda darinya itu untuk bermain. Bukan, lebih tepatnya bermain sambil belajar. Ya, entah niat darimana, hanya saja Dela suka mengajari mereka belajar dari hal yang mudah dipahami sampai yang sulit. Bahkan, dari peralatan alat tulis yang dibutuhkan pun dirinya yang menyiapkannya sendiri. Sampai diusianya beranjak duduk dibangku SMP, Dela terkenal dengan anak berprestasi. Tak jarang pula banyak teman yang memujinya.
Namun kini Dela merasa ada yang berbeda dan salah dengan dirinya. Sungguh, Dela ingin membuat orang tuanya bangga padanya.
“Sepertinya kamu sering kesini ya, Vi?” tanya Dela sambil memperhatikan seisi ruangan toko buku ini.
Viola tersenyum menyeringai. “Toko buku ini milik tanteku. Tapi serius, mungkin ini baru kedua kalinya aku kesini. Itupun karenamu, Del. Ah iya, masih ada yang perlu kamu butuhkan?”
“Eh, nggak.”
“Please deh, jangan sungkan-sungkan meminta bantuanku,” ucap Viola ramah. Dela menangkap rasa ketulusan gadis itu dari siratan matanya. “Anggap aja toko buku ini tempat bersandarmu dikala kamu kesulitan mencari sumber materi, Del. Lagipula kamu sering aku repotkan. Kamu udah banyak membantu dengan mengajariku, Del.”
“Makasih, Vi atas bantuanmu,” balas Dela tersenyum. “Ah iya, dan makasih udah mau berteman denganku. Jadi, udah siap untuk raih masa depan kita bersama?”
“Siap!” seru Viola dengan tegas. Lalu ia tersenyum penuh misteri. “Tapi.. kamu juga harus bersiap-siap, Del. Siapa tahu suatu saat nanti, aku yang jadi rivalmu.”
“Haha. Tentu saja, Viola.”


END.










Sekian, terima kasih atas kunjungannya,
Kritik dan saran teman-teman sekalian sangat membantu^^
Wa’alaikumsalam, wr,wb.






4 komentar:

  1. `
    Halo Para Players
    Kami dari Agent judi Online Terpercaya Funbet99.com

    Funbet99.com menyediakan 4 jenis permainan
    Berikut permainannya :
    * SLOT GAME
    * TEMBAK IKAN
    * LIVE CASINO
    * TARUHAN BOLA

    HUBUNGI KONTAK KAMI :
    BBM : funbet99
    Whatsapp : +60 17-602 8359
    LINE : funbet99
    WECHAT : fbet99
    LIVECHAT 24 JAM : https://funbet99.com/wfun99/index.php?id=
    link alternatif kami :
    * https://superstar99.com/wfun99/index.php?id=
    * https://99bos.com/w10bos/index.php?id=

    kunjungi link hiburan kami bos ku :*
    https://mycutegirlfriend.com
    https://asian17.com

    BalasHapus
  2. Nyari Bokep Skandal Vannesha Angel Yang versi Panjang?
    Nih link nya!!

    indoseks.co

    BalasHapus
  3. Minimal deposit 50rb
    Bonus member baru 30%
    Bonus harian 5%
    Aman & Terpercaya
    hanya di bit.do/bolay0

    Whatsapp kami
    bit.do/WA_BOLAYO

    +6282321807397

    BalasHapus
  4. Yuk Gabung di Mgmbet77.com
    Min.depo Rp.100.000
    Bonus Member baru 20%
    Bonu Harian 10%
    Aman & Terpercaya hanya di
    Mgmbet77.com

    BalasHapus