Kamis, 26 September 2019

Sarmag 2018 - Petualangan yang Baru Saja dimulai

Assalamu’alaikum wr, wb.
Halohaaa! Welcome Back to My Sweet Blog:)
Yap, untuk kali ini saya bukan untuk memposting suatu materi yang berkaitan dengan tugas softskill seperti biasanya, melainkan saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya sampai bisa di tawarkan dan masuk ke dalam program SARMAG or Sarjana Magister di kampus Gunadarma ini. Pada penasaran? Yuk langsung saja berikut cerita saya:)

SARMAG (Sarjana Magister)


Apa kalian salah satu dari sekian banyak mahasiswa gunadarma yang mendambakan dapat beasiswa program yang biasa disebut Sarmag ini? Atau mungkin ada yang belum pernah dengar sama sekali tentang ini? Jangan khawatir, saya juga merasakan hal yang sama pada awalnya seperti kalian. 
     Yap! Tidak pernah terlintas dipikiran saya akan mendapat beasiswa satu ini yang nantinya akan membuat saya bisa melanjutkan pendidikan kuliah sampai jenjang S2. Bahkan, awalnya saya pikir cukup untuk meneruskan kuliah yang alhamdulillah lancar-lancar saja dari awal semester. Kenapa saya berkata seperti itu?
    Pernah saya berasumsi bahwa bisa lulus S1 saja sudah sangat bersyukur. Tapi saya kembali bertanya pada diri saya. Selanjutnya apa? Apa yang akan saya lakukan buat diri saya? Tentunya, pasti bekerja. Saya mempunyai impian sederhana, yakni bisa menjadi orang yang berguna di masa depan saya dan melihat kedua orang tua tersenyum bangga pada saya. Tapi kembali lagi kepada kemampuan diri saya yang sekarang. Apa skill yang saya punya sudah mencukupi? Saya rasa belum:( 
     So, atas dasar itulah yang membuat saya berkeinginan untuk belajar lebih dan lebih. Seperti banyak orang bilang, kalau terkadang manusia punya rasa kurang puas dan ingin melakukan lagi dan lagi. Yeah, that's on my feeling now. Mungkin kini saya setuju dengan pepatah kalau kita ingin agar diri kita berkembang, kita perlu keluar dari zona nyaman. That's right!! Banyak perubahan yang saya rasakan setelah mengikuti beberapa hari kuliah di program ini. Mungkin nanti akan saya bahas juga tentang itu.
     Tapi sekadar untuk kalian ketahui, kalau awalnya saya juga penuh dilema dalam menentukan pilihan setuju atau tidaknya mengikuti program sarmag ini. Apalagi pada saat angkatan saya yang diundang itu hanya mahasiswa dengan IPK di atas 3.5, tapi tergantung tiap jurusan juga. Jadi hanya mahasiswa pilihan yang berhak mendapat kesempatan program ini. Point plus dan minus pasti ada. And yes! Itu membuat saya yang punya sifat labil, malah makin bingung:(
     Pada akhirnya, dengan niat memang ingin belajar untuk terus berkembang, saya menyetujui untuk ikut program sarmag ini^^
    Well, kenalkan saya Anggita Azizah Amalia dari jurusan Sistem Informasi, Universitas Gunadarma. Kini saya akan bahas lebih dalam tentang apa sih bedanya di program sarmag ini dibanding program kuliah reguler?
     Hal pertama yang perlu kalian ketahui adalah lingkungan kampus yang jauh berbeda dibanding kuliah reguler. Dari kelas baru, kawan-kawan baru, gedung kampus baru, serta lingkungan yang pastinya baru. Butuh sedikit adaptasi bagi saya untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus di Kota Jakarta, tepatnya Graha Simatupang. Di Graha simatupang terdapat dua tower. Kampus Gunadarma berada di tower 1 dimana terdiri dari 12 lantai. Sedangkan tower lainnya ditempati oleh perkantoran. Yeah, saya merasa seperti pergi ke kantor tiap kuliah:'). Oh iya, jangan khawatir, disini ada kantin yang dimana harga 1 porsi untuk makan masih bisa dibilang terjangkau.
    Jam kuliah yang padat juga membuat saya sempat kewalahan dalam membagi antara tugas, belajar dan waktu istirahat. Terlebih lagi, saya tidak nge-kos. Alias pulang-pergi(PP), karena memang menurut saya jarak antara rumah dan kampus tidak begitu jauh. Waktu yang saya tempuh biasanya sekitar sejam. dekat kan? hehe
    Sekilas saya mau bercerita sedikit ke masa lalu. Perkuliahan dari semester 1 sampai pertengahan semester 5 saya sebelumnya itu di kampus J1, Kalimalang. Memang agak berbeda dengan sistem Sarmag angkatan terdahulu. Karena untuk angkatan saya yaitu angk. 2016, program Sarmag ini baru dimulai dari Semester 5. Jadi saat saya tengah menjalankan kuliah reguler di pertengahan semester 5 di tahun 2018 kemarin, saya baru mendapat undangan untuk mengikuti program ini. Setelah mengikuti briefing di F6, langkah selanjutnya itu ialah saya wajib mengikuti tes Toefl dan wawancara. Saat dinyatakan lulus, beberapa hari setelahnya saya kembali mengikuti briefing untuk tanda tangan perjanjian dan segala macam sebagai bukti bahwa saya mengikuti program Sarmag ini. Seperti kita hanya tinggal tambah bayaran 10jt yang dapat dicicil 3x dalam setahun. Sementara untuk pembayaran S1 tetap dibayarkan sampai selesai.
     Dari tahun ke tahun, saya rasa mengenai hal berapa lamanya kita ngampus atau berapa lamanya kita ngabdi di gundar setelah S2 itu masih sama rumus untuk menghitungnya. Intinya di program ini kita dapat menyelesaikan kuliah S1 dan S2. Khusus di angkatan 2016 ini, pada saat perjanjian awal kita berhak memilih antara mau ngabdi atau tidak. Bedanya jika mau ngabdi akan diberi uang saku tiap bulan sedangkan yang tidak memilih maka tidak dapat uang saku tersebut. Angkatan saya, saat semester 5-6 mendapat 600 ribu, sedangkan semester 7-8 mendapat 800 ribu. Pada saat S2 mendapat uang saku sebesar 1.2 juta. Tapi saya harap kalian jangan terlalu berharap banyak untuk uang saku ini karena pada kenyataannya belum tentu diberi tiap bulan.
     Untuk perkuliahan, sistem belajar nya pun agak berbeda dengan reguler. Kalau pada saat reguler jadwal masuk tidak tiap hari dan hanya di jam-jam tertentu. Tapi di Sarmag ini, kita masuk dari hari senin-jum'at, dengan terkadang pembagian 1 hari menjadi 2 sesi. Jadi seringnya dalam satu hari itu diisi oleh 2 dosen dengan diberi jeda waktu Zuhur untuk istirahat dan pergantian dosen. Tapi terkadang bisa juga dalam 1 hari itu hanya diisi oleh 1 dosen dan kuliah pun menjadi cuma setengah hari. Menurut pengalaman yang saya rasakan, meskipun jadwal terlihat padat, namun perkuliahan seperti ini terasa lebih santai. Mungkin memang agak berat di titik saat tugas sedang numpuk. Saya pernah merasa kebingungan tugas mana yang harus saya kerjakan terlebih dahulu. hihi.
     Dosen yang mengajar di Sarmag ini tentunya dosen terpilih yang sudah S3. Jadi kita bisa dapat cerita banyak dari pengalaman-pengalaman mereka di dunia pendidikan ini. Oh iya, di Sarmag ini kita tidak perlu lagi mengikuti UTS, UAS, dan UU seperti di reguler. Bahkan Lab maupun Kursus Lepkom jadi ikut ditiadakan. Jadi biasanya kita sering langsung praktek di kelas dengan dosen berkaitan dengan matkul tertentu. Lebih seru, bukan? hehe.  Karena program ini juga tidak ada PI (Penelitian Ilmiah), jadi nanti langsung skripsi. Yang bertanya untuk nilai ujian itu, akan didapatkan dari tugas-tugas kita, bahkan tugas akhir di pertemuan terakhir. Ketika kita mendapat matkul dengan 3 SKS, maka kita melakukan pertemuan dengan dosen tersebut hanya 9x pertemuan. Jika 2 SKS maka diisi 6x pertemuan dan 1 SKS diisi 3x pertemuan. Pada saat pertemuan terakhir itulah tergantung dosennya akan mengadakan ujian tulis atau diganti oleh tugas akhir saja untuk pengambilan nilai. Oleh karena itu juga, waktu perkuliahan di Sarmag ini terbilang lebih cepat. Unik, bukan?
     Bagi kalian yang memang terbiasa rajin ngerjain tugas, saya sarankan untuk jangan pernah nunda tugas karena tentunya deadline di sarmag ini yang bisa terbilang cepat. Tapi tenang saja, disini kami semua sama-sama belajar, jika belum ada yang paham, bisa belajar bareng dengan teman ataupun langsung bertanya dengan dosennya. Saya rasa tugas selama di sarmag ini lebih ke implementasi tiap matkul dalam kehidupan kita. Jadi mungkin bisa lebih kita mengerti daripada sekedar belajar teori. Karena lebih sering saya mendapat tugas kelompok ataupun individu mengenai project akhir dari suatu matkul. Tak jarang kami pun di dorong untuk sering membuat jurnal bahkan ikut lomba-lomba.
     Berikut ini saya kasih lihat beberapa gambar lokasi kelas Sarmag ini. Tiap jurusan memiliki 1 kelas dengan jumlah mahasiswa yang bisa dibilang sangat sedikit. Tersebar di lantai yang berbeda-beda, dan jurusan saya berada di lantai 7 bersama dengan jurusan Psikologi. Untuk kelas saya KA88 berjumlah 13 mahasiswa.




Gambar 1. Pintu Masuk Lantai 7.



Gambar 2. Koridor Lantai 7.


Gambar 3. Pintu Kelas Jurusan Sistem Informasi Angk. 2016.


Gambar 4. Ruangan kelas Sistem Informasi angk. 2016.


Gambar 5. Ruangan kelas lain di lantai 7.



Gambar 6. Sarmag Sistem Informasi angkatan 2016 bersama salah satu dosen matkul Pengantar Bisnis Teknologi Informasi, Dr. Metty Mustikasari

     
    Demikian dulu yang bisa saya share ke kalian. Mungkin next time akan saya ceritakan pengalaman saya lainnya selama menjalani perkuliahan ini. Oh iya, saat menulis cerita ini saya sedang memasuki semester 7, dan mau akan mulai nyusun skripsi nih. Doakan saya yaa, semoga skripsi saya lancar, aamiin. hehe.
    Untuk kalian adik-adik yang juga mendapat undangan Sarmag ini harap dipikirkan matang-matang. Tanya pada diri sendiri, dan jika memang berminat maka lanjutkanlah. Karena pilihan ini menyangkut masa depan juga lho, dan hanya datang sekali dalam hidup. Yang perlu kalian ketahui, dalam hidup ini tidak akan pernah ada rasa lelah jika kita melakukan hal-hal yang kita senangi. So, see u at Simatupang!!^^
     

    




Wassalamuálaikum, wr.wb.

Selasa, 11 Desember 2018

Review : "Ex Machina(2015)"

Assalamu’alaikum wr, wb.
Hello guys!! Welcome back to my sweet blog^^
Still remember sometime ago I had seen Ex Machina, which has to do with subject of Human Computer Interaction (HCI). This one of movie science fiction is also very entertaining. Here, I'm going to give you a review from Ex Machina.



Review : Ex Machina(2015)



Director                :  Alex Garland.
Producer               :   Andrew Macdonald and Allon Reich.
Cast                       :   Domhnall Gleeson, Alicia Vikander, Oscar Isaac, and 
                                   Sonoya Mizuno.
Studio                   :  Universal Pictures.
Released Date      :  December 16, 2014 (BFI Soutbank)
                                   January 21, 2015 (United Kingdom)
Duration               :   108 minutes.
Country                 :   United kingdom, United States.


****


Orientation : 

Ava (Alicia Vikander) is a humanoid robot who has amazing intelligence capabilities. Ex-Machina depicts the enormous influence of artificial intelligence on the present human life and the future.


Evaluation : 

A programmer named Caleb Smith (Domhnall Gleeson) who works for a Bluebook Company, he won a competition and deserved a special prize that was spending a week in a closed place along with a CEO named Nathan (Oscar Isaac). Nathan’s house turned out to be very luxurious and sophisticated and surrounded by an astonishing sight. But Caleb just found out that there he had to go through “Turing Test” against Nathan’s robot named Ava.



         It’s said that Ava was very intelligent and able to communicate perfectly like a human being. The various questions that Caleb was using on Ava to prove that the robot was more advanced than Nathan’s. Physically, Caleb felt drawn to Ava’s face until the emergence of a own emotional bond between them. That’s where Caleb’s wish was to free Ava from the prison of Nathan’s, which is the special room that Ava lives in.


Summary : 

I think this is an inspirational movie which can motivate people to create technology in robots, but it can be used to help people in relief work. Ex-Machina is a great science-fiction movie. The script writer is successful to bring a set of interesting conflicts which make the plot of this movie become alive. It’s so much mystery that the audience will be curious as to what it might be like. The end of Ex Machina has an interesting and difficult plot. Well, yes, the ending is beyond my expectations.
            Regarding the subject of Human Computer Interaction (HCI), in this movie we can see a very modern user interface, like the time Caleb received the email message in his computer, CCTV in every room, Id card to open up Nathan’s house, until there’s a room light sensor when we’re in it. It’s evident that there are many uses for sophisticated technology. The most important interface is the machine or the robot.
In Human Computer Interaction (HCI) it consists of various disciplines, like Computational Linguistics, Sociology, Organizational Psychology, Cognitive Science, Ergonomics, Mathematics, etc. In terms of software engineering, it can create an effective program, a friendly user so that it can produce a machine or a system that is according to the user’s desire. A robot like Ava has been programmed to do what humans do, such as walking, sitting, and sleeping. From the domain of Computational Linguistics, Ava has the ability to speak and can think and get familiar with her speech. Besides, Ava has an art soul that can make a picture of what of what she sees. As a Organizational Psychology, Ava also had the emotional equivalent of human contact with Caleb in the movie.
In my opinion, the important point that can be taken from Ex Machina is humans dan technology are interconnected. But the only thing we need to focus on is the terrible thing when the technology that we make is over the limit. It can be dangerous for humans if human life is controlled by technology. Therefore, it is good to be careful of technology, such as for positive things. Overall, Ex Machina is good for everyone to watch.










So, hopefully it will be useful.

Wasalamuálaikum, wr.wb.



Senin, 05 November 2018

Amazon Go (E-Commerce) - TUGAS 2

Assalamu’alaikum wr, wb.
Haloha!! Selamat datang kembali di blog saya^^
Untuk kali ini saya akan update materi yang berkaitan dengan tugas softskill di semester 5 ini, salah satu matkul di kampus tersayang yaitu Gunadarma.
Pembahasan kali ini ialah mengenai salah satu contoh perusahaan yang menggunakan teknologi AI didalamnya.
Yuk, berikut penjelasannya;)



Amazon Go


A. Carilah contoh teknologi kecerdasan buatan perusahaan/pemerintahan.



Perdagangan Elektronik (E-commerce) --> Amazon Go.





Sistem perdagangan elektronik atau bisa kita sebut dengan E-Commerce dapat didefinisikan sebagai sebagai kegiatan menjual barang dagangan dan/atau jasa melalui media internet, dimana dalam suatu website yang menyediakan atau melakukan transaksi secara online yang melibatkan media elektronik, seperti PC/Laptop yang terhubung internet, transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang E-Commerce yang membuat saya tertarik untuk membahasnya ialah anak perusahaan dari Amazon yaitu Amazon Go.

    Amazon Go adalah jaringan toko kelontong yang dioperasikan oleh pengecer online Amazon. Akhirnya resmi beroperasi pada Senin(22/1/2018) pagi waktu setempat atau Selasa(23/1/2018) dini hari WIB. Minimarket yang canggih tersebut berlokasi di tiga tempat, yaitu di Seattle, Washington, dua di Chicago, Illinois dan satu di San Francisco, California. Yang membuatnya unik lebih dari sekedar minimarket biasa adalah gedung yang didesain dengan desain interior yang di dominasi unsur kayu dengan lampu pencahayaan berwarna kekuningan, dimana sebagian-otomatis dengan pelanggan dapat membeli produk tanpa diperiksa oleh kasir atau menggunakan stasiun self-checkout.



B. Visi dan Misi perusahaannya.


Visi dan Misi :

Untuk menjadi perusahaan yang paling customer-centric bumi di mana pelanggan dapat mencari dan menemukan apa saja yang mereka mungkin ingin membeli secara online, berusaha untuk lebih bagi pelanggan harga serendah mungkin.

Dari misi yang dimiliki oleh Amazon.com ini, terlihat bahwa Amazon.com berusaha fokus pada pelanggan saat ini dimana konsumen cenderung untuk memiliki waktu yang minim untuk berbelanja secara konvensional. Jadi, Amazon menawarkan solusi bagi konsumen sehingga konsumen bisa berbelanja dimana saja dan kapan saja dengan syarat terkoneksi internet. Selain itu, konsumen dapat mempertimbangkan harga yang ada di internet.

Tujuan Amazon Ă  tidak untuk menjadi toko buku terbesarnya di dunia, tetapi toko serba ada terbesarnya di dunia.


C. Teknologi yang digunakan.

Menurut video yang diterbitkan oleh Amazon Go, dimana konsep toko yang menggunakan beberapa teknologi, seperti :
  • visi komputer (Computer Vision),
  • algoritma pembelajaran mendalam(Deep Learning Machine),
  • fusi sensor, facial recognition(sensor wajah).


Teknologi-teknologi diatas digunakan untuk mengotomatiskan banyak langkah pembelian, pembayaran dan pembayaran yang terkait dengan transaksi ritel.


Cara Kerja Amazon Go.
1. Sebelum belanja di Amazon Go, pembeli harus mengunduh aplikasi di ponsel masing-masing. Tanpa aplikasi ini, pembeli tidak bisa berbelanja karena Aplikasi tersebut sudah terhubung dengan kartu kredit pengguna. Setiap barang yang dibeli akan langsung ditagih ke akun aplikasi mereka.

2. Setelah itu, pembeli bebas berbelanja barang atau makanan yang diinginkan didalam kantong belanja yang telah disediakan. Mesin Amazon tahu ketika barang diambil dari raknya dan mengidentifikasikannya sebagai barang yang akan dibeli oleh pembeli.Dan sebaliknya, mesin akan menyadari jika barang tidak jadi dibeli ketika barang dikembalikan di raknya.  Teknologi yang digunakan untuk mendeteksi item adalah Computer Vision, Deep Learning Machine dan Artificial Intelligence dengan menggunakan sensor-sensor yang ada seperti sensor tekanan atau massa dan RFID pada masing-masing item. Lalu ada teknologi yang digunakan untuk mengetahui siapa saja yang mengambil item tersebut dengan menggunakan facial recognition(sensor wajah). Selain itu Amazon juga menggunakan pengelolaan data pada teknologi deep learning sehingga dapat mengetahui item yang diambil melalui riwayat pembelian pelanggan.
     


Didalam, Amazon memasang banyak kamera di bagian atas dan alat sensor di rak-rak.




3. Setelah pembeli selesai memasukkan item-item barang yang ingin dibeli dan sudah keluar dari toko Amazon tersebut, sensor akan mendeteksi secara otomatis id pelanggan tersebut dan item-item yang dibeli dalam keranjang virtual akan langsung terbayar yang kemudian akan mendapatkan tagihan pada kartu kredit yang sudah mereka daftarkan pada akun Amazon tersebut. 




Dapat diambil kesimpulan, dengan adanya fitur teknologi yang canggih di Amazon Go ini, membuat konsumen semakin nyaman untuk berbelanja tanpa perlu mengantri dikasir dan membuat waktu berbelanja semakin efisien.




Berikut, ada video Introducing sekilas tentang Amazon Go.
    







R E F E R E N S I


  1. FAQ Amazon Go, [online], diakses 23 November 2017
    https://www.amazon.com/b?node=16008589011
  2. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180122110047-185-270627/amazon-go-toko-kelontong-masa-depan-tanpa-kasir
  3. https://www.kaskus.co.id/thread/5a6610c454c07a587f8b4568/yuk-intip-cara-belanja-di-toko-otomatis-amazon-go/
  4. Wikipedia, Amazon Go. (https://en.wikipedia.org/wiki/Amazon_Go)
  5. https://tekno.kompas.com/read/2018/01/23/06243797/minimarket-tanpa-kasir-amazon-go-resmi-beroperasi













Sekian, semoga bermanfaat.
Kritik dan saran teman-teman sangat membantu^^
Wasalamuálaikum, wr.wb.