BAB 3.
Manusia dan Cinta Kasih
Assalamu’alaikum
wr, wb.
Selamat datang kembali
di blog saya, Anggita.^^
Terima kasih
untuk kalian yang udah mau mampir kesini;) dan untuk kali ini, saya akan
menge-post suatu materi yang berkaitan dengan tugas softskill salah satu matkul
di kampus tersayang, Universitas Gunadarma.
Pembahasan bab 3
ini yaitu mengenai apa itu hubungan manusia dan cinta kasih.
I hope you like
it^^
P E M B A H A S
A N
1.
Pengertian Cinta Kasih.
1.1 Pengertian Cinta Kasih.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih,
yaitu :
- Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka
(kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta
(kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih
itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa
cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Dapat kita lihat, bahwa walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir
sama, namun antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung
pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan
untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata
lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara
nyata.
- Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni
Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama member, bukan
menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan.
Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi,
bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan,
tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
- Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu
memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan.
Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas
hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah
laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi
sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan
dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan
kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika
jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa
sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur
cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan
cinta.
- Secara sederhana cinta kasih adalah
perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan
kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan,
pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab.
Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling
menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
1.2
3 Unsur Tentang Cinta.
Pengertian tentang cinta dikemukakan oleh Dr.
Sarlito.W.Sarwono. dikatakan bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu keterikatan,
keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya
perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi
dengan orang lain kecuali dengan dia. Keintiman yaitu adanya
kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan
dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu,
saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan saying. Kemesraan
yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama
tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.
1.3
3 Unsur Dalam Segitiga Cinta
1)
Pertama, Intimasi. Intimasi adalah aspek emosi dari cinta. Intimasi pada awal
hubungan tumbuh dengan baik, tapi kalau tidak dirawat bisa menurun ke titik
nol. Bila relasi dan komunikasi tidak bertumbuh dengan baik intimasi menjadi
mati.
2)
Kedua, Passion atau gairah. Ini adalah sisi motivasi dari segitiga cinta itu.
Sisi gairah ini punya peranan penting bagi perkembangan fisiologis dan
keinginan yang kuat untuk bersatu dengan yang dicintai. Pada mulanya passion
bertumbuh cepat dan sangat kuat, sampai tidak lama kemudian passion ini jadi
kebiasaan. Passion punya segi motivasi yang berkekuatan positif. Inilah yang
memikat anda kepada seseorang. Ini cepat berkembang dan bisa juga cepat mati.
Sisi negatifnya adalah jika hubungan sudah saling menyakitkan maka daya tarik
tadi lama kelamaan memudar.
3)
Ketiga, sisi komitmen. Ini merupakan sisi kognitif dari cinta. Komitmen adalah
tekad untuk memelihara cinta. Komitmen ini bertumbuh mulai dari taraf nol saat
pertama kali bertemu dengan yang dicintai, dan bertumbuh ketika semakin saling
mengenal satu dengan lainnya. Kuncinya saling mengenal dan menghargai. Bila
relasi melemah maka komitmen juga cenderung melemah.
1.4
3 Tingkatan Cinta.
1.Cinta Natural. cinta ini bersifat subjektif, kita
lebih mementingkan keuntungan diri sendiri. Contohnya, kita dapat mencintai
seseorang karna dia telah menolong kita, berbuat baik pada kita. Seperti
cintanya seekor kucing pada majikannya karna telah merawatnya.
2.Cinta Supranatural. Cinta ini
brsifat objektif, tanpa pamrih. dimana kita akan mencintai seseorang dengan
tulus tanpa mengharapkan timbal balik walau masih ada muatan subjektif.
Contohnya seperti cintanya seorang ibu pada anaknya, ia rela berkorban apapun
dan bgaimanapun caranya demi kebaikan anaknya walaupun tanpa ada balasan (rasa
cinta) dari anaknya tersebut. Pada tingkat inilah kita akan mulai memahami
pepatah yang menyabutkan “Cinta tak harus memiliki”.
3.Cinta Ilahi. Inilah
kesempurnaan dari rasa cinta. Kita tidak hanya akan mendahulukan kepentingan
objek yand kita cintai,. Lebih dari itu, ketika kita telah mencapai tingkatan
ini kita tidak akan lagi melihat diri kita sebagai sesuatu yang kita miliki,
penyerahan secara penuh, sirnanya kepentingan pribadi. Kita merasa bahwa apapun
yang kita miliki adalah milik objek yang kita cintai.
2. Cinta menurut Ajaran Agama.
2.1
Berbagai Bentuk Cinta
Dalam kehidupan ini, cinta tidak dapat berdiri sendiri
tanpa adanya kaitan dengan agama. Dengan berbagai macam bentuk cinta, adanya
cinta terhadap diri sendiri, orang lain, atau istri dan anaknya, hartanya serta
Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini dapat dikaitkan dengan kitab
Al-Quran.
- · Cinta diri
Cinta pada diri sendiri erat kaitannya dengan dorongan
untuk menjaga diri. Manusia memiliki rasa cinta alamiah pada dirinya sendiri,
mereka tidak ingin merasakan sakit, bahaya ataupun ancaman pada dirinya. Selain
itu kecintaan pada dirinya yang ingin mengembangkan bakat dan potensi dalam
dirinya serta keinginan untuk mendapatkan rezeki (harta) yang banyak. Hal ini
diterangkan dalam surat berikut. Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan
manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta,
yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala
sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup (QS, Al-Adiyat, 100:8).
Namun cinta ini hendaknya memilliki batas dan memiliki juga keinginan mencintai
orang lain.
- · Cinta kepada sesama manusia
Untuk menyeimbangkan rasa cinta pada diri sendiri dan
sifat egoisme dalam diri manusia hendaknya ada orang lain yang dia cintai dan
sayangi lebih dari dirinya sendiri. Orang lain yang dapat membuat kita bekerja
sama dan belajar mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri sendiri.
Setelah itu Allah langsung memberi pujuan kepada orang-orang yang berusaha
untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan
diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat,
memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya, dan
menjauhi segala larangan Allah. Keimanan seperti inilah yang nanti akan bisa
menyeimbangkan sifat negatif dalam diri kita.
- · Cinta seksual
Dengan adanya cinta tentu adanya dorongan seksual
dimasing-masing pasangan. Dorongan seksual ini memegang peranan penting karena
dapat melahirkan keturunan dan melestarikan manusia di bumi ini. Di Islam,
cinta seksual ini tidak diingkari dan ditentang melainkan diakui. Karena
dorongan ini merupakan sifat alamiah yang muncul dalam diri tiap manusia, dan
dorongan ini juga berlandaskan cinta seiring waktunya. Namun di Islam untuk
melakukan cinta seksual ini diperlukan hubungan suci yang sah yaitu melalui
pernikahan.
- · Cinta Kebapakan
Cinta kebapakan bebeda dengan cinta ibu karena cinta
ibu berkaitan erat dengan fisiologisnya sedangkan cinta kebapakan keluar lewat
insting psikisnya. Cinta kebapakan dalam Al-Qur'an diisyratkan dalam kisah Nabi
Nuh As. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya
dengan rasa penuh cinta, kasih sayang, dan belas kasihan untuk naik ke perahu
agar tidak tenggelam ditelan ombak.
- · Cinta Allah
Cinta yang paling tinggi tingkatannya dan yang paling
murni dan suci. Rasa cinta kepada Allah yang tidak pernah putus dalam doa,
solat maupun hal-hal lainnya. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah
akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam
kehidupannya dan menundukan semua bentuk kecintaan lainnya serta menjadi
manusia yang positif dan berpedoman hidup.
- · Cinta Rasul
Cinta kepada Rasul menduduki peringkat ke dua setelah
cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Rasul adalah
panutan bagi para manusia, karena dia yang menyebarkan dan membimbing kita ke
arah jalan Allah.
2.2
Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Cinta
(Q.S. Ali imran [3]: 31-32)
artinya : katakanlah
(muhammad). “jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad). “Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu
berpaling, Ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”
“Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia,
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran (3): 14)
3. Kasih
Sayang
3.1 Pengertian kasih sayang
Kasih sayang
merupakan kunci kebahagiaan, dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar
masing-masing pihak dituntut untuk saling tanggung jawab, penggorbanan, saling
menghormati dan hal positif lainnya. Dari sebelum lahir hingga meninggal
nantinya kita sudah merasakan rasa kasih sayang. Kasih sayang adalah dasar
komunikasi suatu keluarga, melalui kasih sayang masing-masing pihak dalam
keluarga dapat merasakan perhatian dan dapat mengembangkan dan membentuk
kepribadian masing-masing pihak dikeluarga tersebut. Ada-tidaknya kasih sayang
dalam keluarga dapat mempengaruhi kondisi psikis dan fisik orang-orang yang ada
dikeluarga tersebut, entah kondisi itu dapat membentuk kepribadian yang baik
ataupun buruk.
3.2 Macam-macam cinta kasih dari orang tua
Untuk kasih sayang antara orang tua dan anak, adanya
kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan sang anak dalam masyarakat. Orang tua
dalam memberikan kasih sayangnya bermacam - macam demikian sebaliknya. Dari
cara pemberian cinta kasih dapat dibedakan :
- · Orang tua bersifat aktif, si
anak bersifat pasif.
Orang tua memberikan kasih sayang baik moral dan
materiil sebanyak- banyaknya. Sang anak hanya menerima dan tidak memberikan
respon. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat,
tidak berani menyampaikan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu
berdiri sendiri di dalam masyarakat.
- · Orang tua bersifat pasif, si
anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan
kasih sayang kepada orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak,
namun orang tua hanya mendiamkan dan tidak membalas perilaku si anak, tidak
memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
- · Orang tua bersifat pasif, si
anak bersifat pasif.
Disini jelas bahwa masing-masing hanya membawa
hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan.
Kehidupan keluarga sangat dingin karena tidak adanya kasih sayang antara orang
tua dan anak, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika
tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi kebutuhan materi saja.
- · Orang tua bersifat aktif, si
anak bersifat aktif
Didalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan
kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tuadan
anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, dan saling
membutuhkan. Kasih sayang itu nampak sekali bila seorang ibu sedang menyusui
tau menggendong, bayinya itu diajak bercakap-cakap, ditimang-timang,
dinyanyikan, meskipun bayi itu tak tahu arti kata-kata, lagu dan sebagainya.
3.3 Contoh tentang kasih sayang
1. Cinta kasih antar orang tua dan anak :
orang tua yang memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, berarti mempunyai
rasa cinta kasih terhadap anak. Mereka selalu mengharapkan agar anaknya menjadi
orang baik dan berguna di kemudian hari. Terdapat juga sebuah kisah dimana
seorang ibu yang memotong dagingnya untuk dimakan oleh anaknya karena mereka
tidak memiliki makanan dan kisah seorang ayah yang menghisap jari jempol anak
nya yang membusuk dan bernanah agar anaknya tidak merasa kesakitan lagi
2. Cinta kasih antara pria dan wanita :
seseorang pria menaruh perhatian terhadap seorang gadis dengan perilaku baik,
lemah lembut, sopan, apalagi memberikan seuntaian mawar merah, berarti ia
menaruh cinta kasih terhadap gadis itu.
3. Cinta kasih antara manusia :
apabila seorang sahabat berkunjung ke rumah kawannya yang sedang sakit dan
membawa obat kepadanya berarti bahwa sahabat itu menaruh cinta kasih terhadap
kawannya yang sakit itu.
4. Cinta kasih antara manusia dan Tuhan :
apabila seorang taat beribadah, menurut perintah tuhan, dan menjauhi larangan-Nya,
orang itu mempunyai cinta kasih kepada tuhan penciptanya.
5. Cinta kasih manusia terhadap lingkungan :
apabila seseorang menciptakan taman yang indah, memelihara taman pekarangan,
tidak menebang kayu di hutan seenaknya, menanam tanah gundul dengan teratur,
tidak berburu hewan secara semena-mena atau dikatakan bahwa orang itu menaruh
cinta kasih atau menyayangi lingkungan hidupnya.
4. Kemesraan
4.1 Pengertian Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra, yang artinya
perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara
pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan
bakatnya.
Kemesraan
pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan
merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut
menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari
cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia.
Filsuf
Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh
cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar dari ke luar dari cinta diri.
Ia mulai hidup untuk orang lain.” Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh
William Shakespeare dalam kisah “Romeo dan Juliet”, bila di Indonesia kisah
Roro mendut-Pronocitro.
4.2 Puisi tentang kemesraan
Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia,
menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Kemesraan cinta tidak hanya terpatri dalam lubuk hati masing-masing, tetapi
juga memancar dari sinar mata keduanya. Saya pribadi, tidak lihai dalam menulis
puisi tentang kemesraan, tapi saya akan memberikan contoh puisi yang bertemakan
kemesraan dengan judul “Episode” karya W.S Rendra.
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya
Pohon jambu di halaman rumah itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya
Angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran
Tiba-tiba ia bertanya:
”Mengapa sebuah kancing bajumu
lepas terbuka?”
Aku hanya tertawa
Lalu ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku
Sementara itu
aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya
5. Pemujaan
5.1 Pengertian Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna
kehidupan yang sebenarnya.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga
penghancur segala, bila manusia mengabaikan perintahnya. Karena itu ketakutan
manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu
manusia memuja-Nya. Dalam surat Al-Mu'minin ayat 98 dinyatakan: "Dan aku
berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku, dari kehadiran-Nya di dekatku". Karena
itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup
manusia, karena Tuhan pencipta alam semesta termasuk pencipta manusia itu
sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia.
Dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan,
kondisi, dan situasi. Sholat di rumah, masjid, sembahyang di pura, di candi, di
gereja, bahkan ditempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari
pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan. Pemujaan-pemujaan itu
sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti
manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan
kebijksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala
kekurangan yang ada padanya, dan lain-lain.
Pemujaan adalah
dimana kita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi. Pemujaan dapat
dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur, memuja pada agama
tertentu dan kepercayan yang ada.
Pemujaan
dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya. Manusia telah
berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan
mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta.
Dalam
seni prosa misalnya banyak cerita yang mengagungkan nama Tuhan, misalnya roman
“Di Bawah Lindungan Ka’bah” karangan almarhum Hamka, yang menitikberatkan pada
kehidupan agama sebagai latar belakang cerita. Dalam cerita ini Hamid yang tak
tersampaikan cintanya, meskipun cintanya terbalas, lebih suka mendekatkan diri
kepada Tuhan.
6. Belas
Kasihan
6.1 Pengertian Belas kasih
Belas kasih
adalah kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk
penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan
landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi
prinsip-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian.
6.2 Cara-cara menumpahkan belas kasih
Dalam kehidupan kita ini banyak sekali yang harus kita
kasihani dan banyak cara kita menumpahkan belas kasihan. Yang perlu kita
kasihani seperti Yatim piatu, orang-orang jompo yang tidak mempunyai ahli
waris, pengemis yang benar-benar tidak mampu bekerja, orang sakit dirumah
sakit, orang cacat, masyarakat kita yang hidup menderita dan sebagainya.
Orang-orang itu umumnya menderita lahir dan batin dan umumnya sedikit tangan
yang menaruh belas kasihan.
Berbagai macam
cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada
yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian,
makanan dan sebagainya. Sungguh, alangkah baiknya jika kita dapat lebih
berempati terhadap orang yang membutuhkan.
Perbuatan atau
menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi
untuk berbelas kasihan. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar
dari lubuk hati yang ikhlas.
7. Cinta
Kasih Erotis
7.1 Pengertian Cinta Kasih Erotis.
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara
orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta
kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan
besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai persamaan bahwa pada
hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Bila saya kasihi saudara
saya, semua anak saya, disamping itu bahkan saya kasihi semua anak-anak yang
membutuhkan saya. Berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah
cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna. Pada
hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif bukan uiversal., dan juga
barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Pertama-tama
cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif
berupa jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu,
pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah
sementara saja. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama
diperoleh dengan cara hubungan seksual.
Keinginan
seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali akan merupakan nafsu
fisis belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Keinginan seksual
dengan udah dapat dicampuri oleh tiap-tiap perasaan yag mendalam, sedangkan
cinta kasih merupakan satu diantaranya. Cinta kasih dapat merangsang keinginan
untuk bersatu secara seksual. Daya tarik seksual untuk sementara waktu
menimbulkan khayalan penyatuan.
Dalam cinta
kasih erotis terdapat ekslusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih
persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Sering kita jumpai seapsang orang-orang
yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang
lainnya. Cinta kasih mereka sebenarnya merupakan egoisme dua orang, mereka
adalah dua orang yang saling menemukan kesamaan. Cinta kasih erotis mengeksklusifkan
cinta kasih terhadap orang lain hanyalah dalam segi-segi fusi erotis dan
keikutsertaan dengan semua aspek kehidupan orang-orang lain, tapi bukan dalam
arti cinta kasih yang mendalam.
Cinta kasih
erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu
bahwa seseorag sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang
sedalam dalamnya. Hal ini memang merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan
tradisional, yang kedua mempelainya tidak pernah memiliki jodohnya sendiri.
Dalam kebudayaan barat/zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat
diterima sama sekali. Ada pula orang yang memandang bahwa faktor yang penting
di dalam cinta kasih erotis itu adalah keinginan.
Dengan demikian
maka, baik pandangan bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual
belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain daripada
perbuatan kemauan. Oleh karena itu, gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah
saja dapat diputuskan apabila orang tidak bersukses didalamnya, merupakan
gagasan bahwa hubungan semacam itu, didalam keadaan bagaimanapun, tidak boleh
diputuskan.
KESIMPULAN
Dari pembahasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan :
a. Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat
terpisahkan dari cinta kasih dan sayang.
b. Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu
keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta
yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
c. Cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama,
tapi antara keduanya terdapat perbedaan, yitu cinta lebih mengandung pengertian
tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk
mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
d. Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu
sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang
diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang
dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa
sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
R E F E R E N S I
Nugroho, Widyo., Achmad Muchji. 1996. MKDU: Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. Universitas Gunadarma.
Alamsyah, M 1987. Budi Nuarani Filsafat
Berikir. Jakarta :Titik Terang.
Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku
Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.
Terima kasih
atas kunjungannya,
Kritik dan
saran teman-teman sekalian sangat membantu^^
Wa’alaikumsalam,
wr,wb.