Assalamu’alaikum wr, wb.
Halo para pembaca setia!! hihi.
Kali ini, saya akan meng-post sebuah materi yang berkaitan dengan tugas softskill salah satu matkul di kampus Universitas Gunadarma.
Pembahasan mengenai semua hal yang berkaitan dengan SDLC. Pada bingung kan?
Yuk, mari disimak^^
System Development Life Cycle
Mungkin diantara kalian masih ada yang bingung seperti apa itu
SDLC, lalu apa saja tahapan-tahapan/fase-fase dalam System Development Life
Cycle(SDLC). Nah kali ini kita akan membahas mengenai SDLC serta beberapa
tahapan yang ada dalam SDLC.
- Sejarah SDLC.
SDLC merupakan salah
satu istilah yang sudah tidak asing lagi bagi para programmer dan juga teknisi
IT yang biasa melakukan pengembangan terhadap sebuah sistem. Ya, SDLC sendiri
merupakan kependekan dari System Development Life Cycle. Atau dalam bahasa
Indonesia bisa kita artikan sebagai sebuah siklus dari pengembangan sistem.
Pada dasarnya, SDLC ini berisi beberapa tahapan yang menggambarkan mengenai
siklus dari sebuah sistem yang dikembangkan untuk tujuan tertentu.
Pengembangan
sistem siklus hidup, menurut Elliott & Strachan & Radford (2004),
“berasal pada tahun 1960, untuk mengembangkan skala besar fungsional sistem
bisnis di zaman skala besar konglomerat bisnis . Sistem informasi kegiatan
berkisar berat pengolahan data dan angka-angka rutinitas “.
Beberapa
kerangka kerja pengembangan sistem telah sebagian didasarkan pada SDLC, seperti
analisis sistem terstruktur dan metode desain (SSADM) diproduksi untuk
pemerintah Inggris Kantor Pemerintah Commerce pada 1980-an. Sejak saat itu,
menurut Elliott (2004), “pendekatan siklus kehidupan tradisional untuk
pengembangan sistem telah semakin digantikan dengan alternatif pendekatan dan
kerangka kerja, yang berusaha mengatasi beberapa kekurangan yang melekat pada
SDLC tradisional”.
Setiap SDLC
harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan, mencapai selesai dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja
secara efektif dan efisien di saat ini dan direncanakan Teknologi Informasi infrastruktur
, dan murah untuk mempertahankan dan biaya-efektif untuk meningkatkan.
Jadi,
dapat kita simpulkan bahwa SDLC (System Development
Life Cycle) adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem
dan programmer dalam membangun sistem informasi.
- Langkah yang digunakan.
Dalam kegiatan praktisnya, ada beberapa langkah – langkah penting yang
dapat membantu proses berlangsungnya pengembangan sistem ini. Berikut ini
adalah beberapa langkah- langkah penting yang bisa diterapkan oleh para
programmer atau analisis sistem dalam menerapkan pengembangan sistem :
1. Melakukan
survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2. Mempelajari
dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan
permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih
solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang
sistem informasi baru
7. Membangun
sistem informasi baru
8.
Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara
dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan.
- Fase-fase Sistem Development Life Cycle (SDLC).
Selanjutnya kita masuk
ke bagian yang berisi beberapa tahapan yang menggambarkan mengenai siklus dari
sebuah sistem yang dikembangkan untuk tujuan tertentu. Ada beberapa tahap yang
harus dilewati dalam proses pengembangan sistem, yaitu:
1. Analisis Sistem
Tahapan
dari SDLC yang pertama adalah melakukan analisis terhadap sistem. Analisa
sistem adalah tahap di mana dilakukan beberapa aktivitas berikut:
• Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem.
• Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.
• Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.
• Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem.
• Mendefinisikan kebutuhan sistem.
• Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem.
• Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.
• Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.
• Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem.
• Mendefinisikan kebutuhan sistem.
2. Spesifikasi Kebutuhan Sistem
Tahapan kedua pada siklus SDLC adalah tahapan spesifikasi dari kebutuhan
sistem. Pada tahap ini, seluruh hasil analisis yang dilakukan pada tahap
pertama akan dikaji lebih mendalam untuk mendapatkan spesifikasi yang
dibutuhkan dalam pengembangan sebuah sistem. Hal ini nantinya akan sangat
bermanfaat terutama apabila kita ingin membangun sebuah sistem yang sangat
besar. Dengan adanya spesifikasi kebutuhan sistem, maka setiap teknisi dan juga
pengembang akan mampu membuat sebuah sistem yang sesuai dengan kebutuhan yang
ada, serta mampu untuk menjalankan sistem tersebut sesuai dengan
peruntukkannya, dan tentu saja dapat berjalan pada spesifikasi spesifikasi
tertentu
3. Perancangan Sistem
Tahapan berikutnya dari siklus SDLC pada sebuah sistem
adalah perancangan terhadap sistem. Ini merupakan tahapan kelanjutan dari
spesifikasi kebutuhan sistem. Tahap ini merupakan tahap dimana seluruh hasil
analisa dan juga hasil pembahasan mengenai spesifikasi sistem diterapkan
menjadi sebuah rancangan atau cetak biru dari sebuah sistem. Lebih
menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study).
Aktivitas-aktivitas
yang ada meliputi :
-Pembentukan dan konsolidasi tim
pengembang.
-Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup
pengembangan.
-Mengidentifikasi apakah masalah-masalah
yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
-Menentukan dan evaluasi strategi yang
akan digunakan dalam pengembangan sistem.
-Penentuan prioritas teknologi dan
pemilihan aplikasi.
4. Pengembangan Sistem
Tahap berikutnya dari tahapan SDLC ini adalah tahapan pengembangan sistem.
Tahapan pengembangan sistem ini merupakan tahapan dimana rancangan atau cetak
biru sistem ini mulai dikerjakan dan dibuat atau diimplementasikan menjadi
sebuah sistem yang utuh, dan dapat digunakan. Apabila dianalogikan dengan
pembangunan gedung, maka tahap ini merupakan tahap dimana gedung atau rumah
mulai dibangun, mulai dari pembuatan pondasi, hingga penempatan besi baja
ataupun alat konstruksi lainnya. Tahap ini merupakan tahapan yang cukup lama,
karena dalam prakteknya tahap pengembangan sistem ini bisa saja menemui kendala
– kendala baru yang menyebabkan proyek menjadi terhambat, sehingga dibutuhkan
analisis tambahan, ataupun perancangan tambahan. Bahkan, bukan tidak mungkin pada
tahap ini terjadi perubahan perancangan sistem oleh karena satu dan lain hal.
5. Pengujian Sistem
Setelah sistem selesai dikembangkan dan juga dibuat, maka sistem tersebut
tidak akan langsung digunakan secara umum ataupun secara komersil. Tentu saja
harus ada proses pengujian terhadap sistem yang sudah dikembangkan tersebut.
Tahap pengujian sistem ini merupakan waktu yang tepat untuk mencoba apakah
sistem yang sudah berhasil dikembangkan memang dapat bekerja degnan optimal dan
juga sempurna. Apabila memang dapat bekerja dengan baik dan sempurna, maka
sistem siap untuk digunakan.
Dalam tahap ini, ada banyak hal yang harus diperhitungkan, mulai dari
kemudahan penggunaan sistem, hingga pencapaian tujuan dari sistem yang sudah
disusun sejak perancangan sistem. Apabila terjadi kesalahan, atau sistem tidak
dapat berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya, maka tahap 1 hingga tahap
4 harus diperbaharui, diulangi, atau bahkan bisa saja mengalami perombakan
total.
6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem
Tahap ini bisa dibilang sebagai tahapan final atau tahapan akhir dari satu
buah siklus SDLC. Tahapan ini merupakan tahapan dimana sebuah sistem sudah
selesai dibuat, sudah diujicoba, dan dapat bekerja dengan baik dan juga
optimal. Ketika tahapan sebelumnya sudah berhasil dilewati, maka ini lah
saatnya sistem tersebut mulai diimplementasikan dan digunakan secara real oleh
user yang membutuhkan.
Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
-Pembuatan database sesuai skema
rancangan.
-Pembuatan aplikasi berdasarkan desain
sistem.
-Pengujian dan perbaikan aplikasi
(debugging).
Dalam prakteknya, tahap terakhir ini tidak hanya berhenti pada proses
implementasi dan juga penginstallan saja, namun juga melakukan proses
pemeliharaan terhadap sistem yang ada, sehingga dapat menjamin bahwa sistem
tersebut akan tetap berfungsi secara normal dan juga optimal setiap saat. Dilakukan oleh
admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar
melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
- Kelebihan dan Kekurangan SDLC.
Kelebihan:
Menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman serta mengembangkan
system akan memberikan hasil sistem yang lebih baik karena sistem di analisis
dan dirancang secara keseluruhan sebelum diimplementasikan.
Kekurangan :
-Hasil dari SDLC tergantung pada
hasil analisis, sehingga jika terdapat kesalahan ditahap analisis akan terbawa
terus ke hasil.
-Sistem yang kurang memuaskan
dibutuhkan biaya yang lebih besar jika dibandingkan metode yang lainnya.
-Dibutuhkan waktu yang lama untuk
mengembangkannya karena sebuah sistem harus dikembangkan sampai selesai
terlebih dahulu.
- Manfaat dari siklus hidup SDLC:
-Meningkatkan Proses.
-Mengurangi Kesalahan saat
pengkodean.
-Fitur-fitur yang tida digunakan
dinonaktifkan secara default.
-Melindungi, membentengi,
mendeteksi, menyimpan, dan mengatur.
-Meminimumkan penggunaan Hak.
- Cara Mengimplementasikan.
Dalam pengembangan system
menggunakan SDLC ada beberapa cara untuk mengimplementasinya dengan metodologi
atau teknik.
Macam-macam teknik:
- prototyping
- waterfall
- Spiral
- v-model
- formal method
- extreme programming
1.
Prototyping.
Prototyping
adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara
langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau
komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum
tahapan konstruksi aktual dilakukan (Howard, 1997).
Beberapa model prototype
adalah sebagai berikut :
- Reusable
prototype : Prototype yang akan ditransformasikan menjadi produk final.
-Throwaway
prototype : Prototype yang akan dibuang begitu selesai menjalankan maksudnya.
- Input/output
prototype : Prototype yang terbatas pada antar muka pengguna (user interface).
-Processing
prototype : Prototype yang meliputi perawatan file dasar dan proses-proses
transaksi
- System prototype
: Prototype yang berupa model lengkap dari perangkat lunak.
Proses pada
model prototyping adalah sebagai berikut :
- Pengumpulan
kebutuhan
- Perancangan
- Evaluasi
prototype
Keuntungan
menggunakan prototype model, yaitu :
- Prototyping adalah model aktif, tidak pasif, sehingga end user dapat
melihat, merasakan, dan mengalaminya.
- Kesalahan yang terjadi dalam prototyping dapat dideteksi lebih dini.
Kekurangan menggunakan prototype model, yaitu
:
- Prototyping tidak menolak kebutuhan dari fase analisis sistem.
Prototype hanya dapat memecahkan masalah yang salah dan memberi kesempatan
sebagai sistem pengembangan konvensional.
- Prototyping dapat
mengurangi kreatifitas perancangan.
2.
Waterfall.
Waterfall,
merupakan SDLC tertua karena sifatnya yang natural. Urutan SDLC waterfall
ini bersifat serial dari proses perencanaan, analisa, desain, dan implementasi
pada sistem. Model ini adalah model yang muncul pertama kali yaitu sekitar
tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling
banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan
pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu
menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing / verification, dan
maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui
harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.
Kelebihan
:
– Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
– Cocok untuk system software berskala besar.
– Cocok untuk system software yang bersifat generic.
– Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
– Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
– Cocok untuk system software berskala besar.
– Cocok untuk system software yang bersifat generic.
– Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
Kekurangan :
– Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
– Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
– Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan
– Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
– Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
– Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan
3.
Spiral.
Aktifitasnya:
1. Komunikasi
dengan pemakai
2. Perencanaan
3. Analisis
resiko
4. Rekayasa
5. Konstruksi
dan pelepasan
6. Evaluasi
Kelemahannnya
1. Sulit
untuk meyakinkan pemakai
2. Memerlukan
tanaga ahli
3. Belum
terbukti apakah metode ini cukup efisien
Proses
bentuk spiral:
1. Tiap
loop mewakili 1 proses
2. Loop
paling dalam focus pada kelayakan dari sistem
3. Loop
selanjutnya definisi kebutuhan berkaitan dengan desain sistem , dst.
Spiral model
menentukan tujuan
- Penanganan
and penanggulangan resiko
- Pembangunan
dan pengujian
- Planning
- Risk
analisis
- Engineering
- Construction
and release
- Customer
evaluation
Win-win Spiral
- Perluasan
spiral model
- Fase
tertentu dapat diulang oleh pembuat project
- tanpa
harus mengulang dari awal
Kesimpulan:
1. Pada
model spiral, resiko sangat di pertimbangkan
2. Resiko
adalah yang mungkin menyebabkan kesalahan
3. Pendekatan
yang realistis untuk PL berskala besar.
4. V-Model.
Bisa dikatakan model ini merupakan perluasan dari model
waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang
terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara
linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang.
Kelebihan V model:
V model sangat fleksibel. V model ini bisa
digunakan untuk project tailoring serta penambahan pengurangan method dan tool
secara dinamik.
V model dikembangkan dan di maintain oleh
publik. User dari V model berpartisipasi dalam change board yang memproses
semua change request terhadap V model.
Kekuranagn V model:
V model hanya bisa digunakan sekali dalam suatu
proyek hal tersebut disebabkan kerena V model merupakan model yang project
oriented.
V model bersifat terlalu fleksibel sehingga
mengakibatkan beberapa aktivitas-aktivitas yang digambarkan dalam V model
menjadi terlalu abstrak. Hal tersebut mengakibatkan tidak bisa diketahui dengan
jelas apa yang termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak.
5.
Formal Method.
Teknik formal method
adalah teknik yang mengandalkan perhitungan matematika dalam setiap prosesnya.
Hanya digunakan pada system yang sangat memperhatikan keamanan atau keselamatan
dari pengguna. Contoh penggunaan ini adalah Aerospace Engineering.
Keuntungan menggunakan teknik formal method adalah meminimalkan resiko dengan adanya perhitungan komputansi.
Sedangkan kerugiannya
adalah:
a. Biaya Tinggi
b. Kompleks
c. Tidak Umum untuk Proyek Software pad umumnya.
6. Extreme programming
Merupakan bagian dari metode agile software development. Extreme
Programming (XP) adalah metodologi pengembangan perangkat lunak yang ditujukan
untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dan tanggap terhadap perubahan kebutuhan
pelanggan. Sebagai jenis pengembangan perangkat lunak tangkas, advokasi yang
sering "rilis" dalam siklus pengembangan yang singkat (timeboxing),
yang dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan memperkenalkan pos
pemeriksaan di mana persyaratan pelanggan baru dapat diadopsi.
Unsur-unsur lain dari Extreme Programming meliputi:
pemrograman berpasangan atau melakukan review kode yang luas, unit testing kode
semua, menghindari pemrograman fitur sampai mereka benar-benar diperlukan,
struktur manajemen datar, kesederhanaan dan kejelasan dalam kode, mengharapkan
perubahan dalam kebutuhan pelanggan sebagai waktu berlalu dan masalah lebih
baik dipahami, dan komunikasi yang sering dengan pelanggan dan di antara
programer.
Keuntungan:
-Menjalin Komunikasi yang Baik dengan Klien.
-Meningkatkan Komunikasi dan Sifat Saling Menghargai antar Developer.
Kelemahan:
-Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan selalu
diterima.
R E F E R E N S I
Broto, Ismo. SDLC (Systems Development Life Cycle). Di ambil dari : http://www.academia.edu/8309937/SDLC_Systems_Development_Life_Cycle_
Dinand. 6 Tahapan SDLC yang Pelu di Ketahui.
Diambil dari : https://dosenit.com/software/tahapan-sdlc.
(13
Oktober 2016).
Fernandaguns.
SDLC – Sistem Informasi Manajemen.
Diambil dari : http://fernandaguns.ilearning.me/2016/03/08/sdlc-sistem-informasi-manajemen/ (8 Maret 2016).
Sekian, semoga dapat mudah dimengerti.
Kritik dan saran teman-teman sekalian sangat membantu^^
Wa’alaikumsalam, wr,wb.
`
BalasHapusHalo Para Players
Kami dari Agent judi Online Terpercaya Funbet99.com
Funbet99.com menyediakan 4 jenis permainan
Berikut permainannya :
* SLOT GAME
* TEMBAK IKAN
* LIVE CASINO
* TARUHAN BOLA
HUBUNGI KONTAK KAMI :
BBM : funbet99
Whatsapp : +60 17-602 8359
LINE : funbet99
WECHAT : fbet99
LIVECHAT 24 JAM : https://funbet99.com/wfun99/index.php?id=
link alternatif kami :
* https://superstar99.com/wfun99/index.php?id=
* https://99bos.com/w10bos/index.php?id=
kunjungi link hiburan kami bos ku :*
https://mycutegirlfriend.com
https://asian17.com
Minimal deposit 50rb
BalasHapusBonus member baru 30%
Bonus harian 5%
Aman & Terpercaya
hanya di bit.do/bolay0
Whatsapp kami
bit.do/WA_BOLAYO
+6282321807397
Ayo yang suka main Slot GAME, ONLINE CASINO, TEMBAK IKAN, TARUHAN BOLA Dan masih banyak lainnya !!!!
BalasHapusBisa bergabung bersama kami Agen MARIONG.COM - OURWET.COM (Link Alternatif), Situs SLOT GAME Terbesar dan Terpercaya di INDONESIAa
Promo yang berlaku saat ini :
**BONUS REFFERAL
** BONUS DEPOSIT HARIAN
** WELCOME BONUS
** BONUS FREEBET
BERAPAPUN KEMENANGAN AKAN KAMI BAYAR... BUKTIKAN SEKARANG JUGA !!!!
INFO LEBIH JELAS CONTACT KAMI :
** WA : +60176025881
** PIN BB : ONGLUCKY
Kami Siap Melayani anda 24 jam Nonstop